top of page
Apa aja yang kita temukan soal pendidikan seks pada usia dini?

Udah beralih ke teknologi 4.0, masa mau gitu- gitu aja. Jurnalis juga harus ikutin!

KASUS PENISTAAN AGAMA COKI-MUSLIM: MENYEMPITNYA RANAH CANDAAN KOMEDI GELAP

Writer's picture: magerdotcommmagerdotcomm

Updated: Nov 14, 2018

author: Nabila Rosellini


Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan konten komedi oleh Tretan Muslim dan Coki Pardede yang tuai berbagai kecaman warganet. Bahkan tak sedikit yang serukan halalnya darah dua komedian tersebut. Video memasak daging babi dengan air kurma dan madu dalam channel youtube Tretan Universe tersebut dinilai menistakan agama islam. Pasalnya beberapa warganet menganggap lelucon yang digunakan telah menyepelekan syariat islam itu sendiri.


Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita sepakati bahwa video tersebut memang kurang menghiraukan sensitivitas konten dan layak untuk dikritik karena candaannya pun telah melewati standar kewajaran pihak-pihak tertentu.


Dalam video berjudul “Memasak Tanpa Mencicipi” itu, Muslim memasak daging babi yang merupakan bahan makanan haram bagi orang islam dengan air sari kurma dan madu yang merepresentasikan ketimur tengahan atau Arab. Berikut adalah dialog kedua stand-up comedian tersebut dalam videonya.


“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya melihat daging babi. Nggak bau ya. Coba kita dengarkan, neraka, neraka, api neraka, babi ini neraka. Saya akan memasak daging babi. Ini keren ya seorang chef memasak tanpa dicicip. Kalau orang Islam bagian terbaik dari babi, dibuang. Tidak ada yang terbaik dari alharamin. Karena daging babi haram, kita akan campurin unsur-unsur Arab, kurma, dan madu. Sangat Arab, sangat Timur Tengah sekali. Kira-kira apa yang terjadi makanan haram babi ini dicampur dengan makanan barokah dari kurma dan madu,” kata Tretan Muslim.


"Jadi bagaimana ceritanya kalau sari-sari kurma masuk ke dalam pori-pori apakah cacing pitanya akan mualaf. Kita tidak tahu dong. Dalam (daging babi) ini kan ada cacing pita," kata Coki Pardede.


Jika dicermati logika kita telah digelitik oleh fakta bahwa makanan tersebut mewakili simbol-simbol tertentu. Bahan makanan yang haram bagi umat muslim seperti daging babi dicampurkan dan dimasak bersamaan dengan air sari kurma yang erat kaitannya dengan budaya ketimur tengah yang otomatis juga dekat dengan ajaran agama islam. Bagaimana mungkin kedua hal tersebut bisa melebur dan mengurangi unsur keharaman maupun kehalalan satu sama lain. Dalam stand-up comedy pola seperti inilah yang digunakan, kita dituntut mengolah premis dengan logika untuk memahami kesimpulan atau punchline.


Dark comedy semacam ini belum banyak digunakan komedian Indonesia secara ‘berani’. Jenis bahasan dalam dark comedy memang kental dengan sindiran terhadap kondisi sosial yang nyata. Untuk kasus ini, duo Coki-Muslim mencoba mengangkat lunturnya suasana kerukunan beragama di negeri ini oleh rasa intoleransi. Beberapa tahun belakangan isu kerukunan beragama memang menjadi bahasan yang tidak lagi sehat. Biasanya pembahasan topik tersebut akan berujung pada perselisihan, saling tersinggung, bahkan kebencian.


Namun tidak semua warganet sependapat dengan tuduhan penistaan ini. Sebagian menilai komedi ini cerdas menggambarkan kenyataan. Dengan premis yang sebenarnya logis, analogi yang kreatif, satire tajam namun sangat realistis dua komedian itu mampu sampaikan semangat toleransi kepada penikmat seni dark comedy. Sesungguhnya tidak selamanya komedi hanya mengejar gelak tawa penonton, ada pesan tersirat yang ingin diberikan kepada masyarakat melalui kemasan komedi yang seharusnya melemaskan urat syaraf.


Dari yang dapat saya cerna, video itu sampaikan pesan toleransi yang kuat. Gambaran tentang manusia yang semakin sulit untuk memaklumi perbedaan bahkan tak jarang memaksakan pahamnya. Gambaran betapa perbedaan adalah topik yang kini harus dibahas dengan kaku dan tertutup. Satu yang perlu diingat dari kasus ini adalah penting untuk memahami bahwa makna pesan tidak selalu sedalam prasangka kita, namun niat komunikator pun tidak selalu sedangkal yang terlihat.


20 views0 comments

Commentaires


bottom of page