author : Choirun Nisa'
ilustrasi : google.com
Berubahnya platform jurnalistik dari cetak ke online menuntut para jurnalis untuk menulis berita sesegera mungkin hingga dikatakan berita real time. Tuntutan ini membuat jurnalis harus segera memahami pesan yang diterima dari narasumber.
Pertanyaan lanjutan bahkan jarang ditanyakan untuk melengkapi berita.
Berita seolah-olah dibuat untuk memenuhi timeline website semata. Satu baris ucapan narasumber seolah-olah sudah cukup untuk membuat berita. Saat acara yang diberitakan belum selesai pun berita-berita sudah muncul.
Dengan cara demikian, peluang terjadinya kesalahan dalam penulisan berita. Bahkan hal ini terjadi pada portal-portal berita yang dikenal dapat dipercaya dan memiliki banyak pembaca. Kesalahan penulisan bahkan yang paling parah kesalahan isi berita pernah dilakukan.
Verifikasi isi berita yang tercantum dalam pedoman media siber terkesan diacuhkan. Sangat dasar tapi juga menjadi sangat penting ketika pada era ini semua orang dituntut berperan melawan hoax.
Sekalipun waktu saat ini sangat menuntut kecepatan dalam penyampaian berita, tidak seharusnya wartawan mengabaikan dasar-dasar penulisan berita. Kaidah-kaidah tidak seharusnya ditinggalkan dan dilupakan.
Bagaimanapun ketika terjadi kesalahan pada berita yang telah dipublish, maka akan sangat susah untuk menarik kembali berita tersebut. Terlebih lagi jika sudah banyak audiens yang membaca, maka akan semakin sulit informasi itu dicabut bila terjai kekeliruan.
Setidaknya hal kecil seperti ini dapat ditanamkan dalam diri setiap pelaku media berbasis online. Tidak menjadi terbiasa dengan system kerja yang ada, dan justru terus ingin memperbaikinya.
Dilain sisi, berita harus benar-benar melalui proses checking kembali sebelum akhirnya dikonsumsi mansyarakat luas. Bukan hanya cara penulisan berita, tetapi ketepatan informasi harus ditelaah kembali.
Membenahi kebiasaan juga menjadi penting. Ketika acuhan bermedia massa telah diadakan, maka pengawas lalu lintas berita juga menjadi penting. Menjadi juri untuk mengawasi kesalahan-kesalahan yang diperbuat media massa higga memberi sanksi jika memang dirasa perlu. Rasa jera harus ditumbuhkan hingga setidaknya berita berkualitas buruk tidak lagi memenuhi media massa.
Cepatnya informasi memang diperlukan, tetapi yang harus diutamakan adalah konten atau isi dari informasi itu sendiri. Berita salah yang terlanjur menyebar, akan sulit dikoreksi karena tidak semuanya akan mengakses kembali pembenaran dari berita yang lalu.
Comments