top of page
Apa aja yang kita temukan soal pendidikan seks pada usia dini?

Udah beralih ke teknologi 4.0, masa mau gitu- gitu aja. Jurnalis juga harus ikutin!

Pendidikan Seks Pada Anak

Writer's picture: magerdotcommmagerdotcomm

author: Faya Lusaka Aulia

ilustrasi: google

Kebanyakan orangtua beranggapan bahwa seks tidak boleh diperbincangkan atau diperdengarkan kepada anak-anak. Selama ini hal tersebut terdapat kekeliruan, karena sesungguhnya sejak usia dini lah seharusnya pendidikan seks diberikan kepada anak-anak. Agar kelak anak-anak tidak keliru dalam pergaulannya atau melenceng untuk melakukan tindakan seks bebas. Oleh sebab itu maka anak-anak harus dibekali mengenai pendidikan seks dan pendidikan seksualitas sejak dini.

Pendidikan seks seperti yang kita pahami adalah pengetahun tentang gender, kesahatan alat reproduksi, kelamin itu sendiri, kehamilan, melahirkan hingga aktivitas hubungan seksual. Sedangkan Pendidikan Seksualitas merupakan pendidikan yang mencakup tentang bagaimana cara berpikir, cara bersikap, merasakan kasih sayang orangtua, merespon kasih sayang, mengekspresikan diri, yang akan membentuk harga dirinya kelak.

Terutama di era saat ini anak tumbuh dewa lebih cepat dari generasi sebelumnya. Dikutip dari Kompasiana.com, Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) memiliki data yang menunjukkan 48% anak laki-laki usia 10-11 telah mengalami mimpi basah dan 52% anak perempuan usia 9 tahun telah mengalami menstruasi. Hal tersebut terjadi karena mudahnya berbagai terpaan informasi kepada anak-anak tentang hal berbau seksual.

Mereka cenderung dewasa dengan cepat secara fisik namun pertumbuhan kedewasaan psikologisnya belum memadai kondisi kedewasaan biologisnya. Sehingga anak mencari bagaimana nafsu tersebut bisa dilampiaskan. Disinilah peran orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai dalam seksualitas seperti sentuhan kasih sayang, siapa saja yang boleh membelai mereka dan bagaimana tindakan mereka akan berdampak nantinya. Pengetahuan tentang seksualitas harus disesuaikan dengan usia anak.

Sebenarnya dalam pembahasan pendidikan seks ini sendiri adanya ketabuan dalam pemahamannya. Ketabuan ini tidak hanya bagi anak-anak, akan tetapi orang tua pun banyak yang masih kurang memahami akan hal ini. Kebanyakan orang tua hanya memhami bahwa pendidikan seks hanya mengenai aktivitas seks saja, padahal sebenarnya pendidikan seks adalah seperti pengertian yang ada diatas.

Dengan tidak adanya pendidikan seks bagi anak-anak dapat menimbulkan berbagai dampak seperti terjadinya seks bebas pada remaja, meningkatnya jumlah aborsi, dan tersebarnya virus HIV/AIDS. Di Indonesia, angka seks pada remaja cenderung tinggi. Dikutip dari republika.co.id dr. Boyke Dian Nugraha mengungkapkan ada sekitar 40-60 persen remaja SMP dan SMA Indonesia yang telah melakukan hubungan seks. Pergaulan bebas mendorong meningkatnya jumlah aborsi yang tidak aman. Terdapat 2,3 juta prosedur aborsi yang dilakukan di Indonesia setiap tahunnya dan jumlah tersebut dapat meningkat hingga 3 juta. Tak berhenti disitu, kurangnya pendidikan seks yang tepat sejak dini juga membuat angka penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cenderung tinggi.

Maka demikian pendidikan seks sejak dini merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Selain itu agar terwujudnya pendidikan seks bagi anak-anak maka perlu adanya elemen-lemen yang mendukung, seperti orang tua, guru, psikolog, dokter dan lingkungan sekitar. Dengan begitu maka anak-anak dapat memahami dengan baik pentingnya pendidikan seks.


6 views0 comments

Comentarios


bottom of page