Author : Sinta J. Kartika
YOGYAKARTA - Menjadi salah satu destinasi utama dan menarik bagi wisatawan, pendatang, maupun warga lokal, fasilitias yang berada di Alun-alun Kidul Yogyakarta sempat menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satu yang menjadi topik pembicaraan adalah keberadaan toilet umum di Alun-alun tersebut. Sudah dibangun sejak dua tahun yang lalu, namun hingga saat ini belum dapat digunakan. Pintu gerbang toilet masih terkunci rapat.
Toilet umum tersebut dibangun di bawah tanah dengan fasilitas yang cukup baik, seperti ember, wc, kran dan lantai yang sudah dikeramik. Namun, sarana yang memadai ini justru terbengkalai dan berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah pengunjung maupun pedagang di Alun-Alun. Mulai dari tangga turun menuju kamar mandi sudah terlihat banyak sampah yang berceceran dan akhirnya menimbulkan bau yang tidak sedap.
Menurut keterangan warga sekitar, gembok toilet ini sebelumnya pernah terbuka, namun belum dapat digunakan. Beberapa saat kemudian, toilet kembali digembok dan sampai sekarang belum pernah dibuka lagi. Tidak ada pemberitahuan maupun alasan yang pasti dari pihak pengelola terkait penutupan toilet.
Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat toilet adalah fasilitas penting yang keberadaannya wajib melengkapi sebuah lokasi wisata, termasuk Alun-alun Kidul. Banyak pengunjung yang merasa kebingungan ketika harus mencari toilet di tempat yang sering disebut dengan Alkid ini. “Iya, sering ke Alkid bersama saudara yang datang dari luar kota. Sering juga kami kebingungan mencari toilet, padahal toilet itu kebutuhan yang penting untuk wisatawan. Akhirnya kami pergi ke masjid terdekat,” kata Dhika, salah satu pengunjung Alkid.
Ketika toilet tersebut sudah dibangun, banyak juga wisatawan maupun masyarakat yang tidak tahu keberadaannya. Beberapa alasannya adalah pemerintah atau pihak pengelola tidak memberikan sosialisasi maupun petunjuk yang jelas. Bahkan, sekarang toilet tersebut justru seperti tidak dipedulikan dan tidak diteruskan prosesnya. Selain itu, faktor lainnya adalah lokasi yang berada di bawah tanah yang tertutup. “Banyak pengunjung yang bertanya pada pedagang, dimana toilet umum. Mereka banyak yang tidak tahu kalo ada toilet yang baru saja dibangun, mungkin karena lokasinya bawah tanah,” ungkap Ridho, salah satu penjual tahu gejrot di Alkid.
Selain bagi pengunjung, sebenarnya keberadaan toilet umum ini sangat bermanfaat bagi pedagang di sekitar Alun-alun Kidul. “Iya penting banget, kan kami pedagang yang seharian di Alkid, kami sering pengen ke toilet. Kalau butuh air juga pasti lebih gampang. Kalau ada toilet akan lebih banyak pengunjung yang mampir ke dagangan kita, karena bisa sambil jalan lihat-lihat atau menunggu,” tambah Ridho.
Hal lain yang sangat disayangkan selain manfaatnya yang besar, pemerintah juga pasti sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pembangunan toilet tersebut. Jadi, alangkah baiknya segera diselesaikan prosesnya dan dapat dibuka untuk digunakan masyarakat, agar dana yang sudah digunakan tidak terbuang sia-sia.
Tahun lalu, ketika mendapat laporan mengenai kondisi toilet Alkid, pihak pemerintah Kota Yogyakarta sudah berjanji akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Pihak pemerintah juga meminta seluruh masyarakat aktif dalam menjaga kebersihan dan merawat toileet umum tersebut. Pemeliharaan toilet umum Alkid bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak pengelola.
Namun hingga sekarang, belum ada perubahan pada nasib toilet tersebut. Masyarakat juga meresahkan bagaimana bisa mereka menjaga toilet, jika sampai saat ini pihak pengelola belum membuka gembok dan benar-benar mempersiapkan dengan matang, seperti air dan sampah yang masih banyak berceceran.
“Ya kalau saya, berharap pemerintah segera menindaklanjuti nasib toilet umum tersebut. Sayang sekali kalau hanya terbengkalai,” ungkap Nanda, salah satu wisawatan Alkid. Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil tindakan maupun kebijakan terkait toilet umum tersebut, karena memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar.
Kommentare