Subkultur bukan lagi sebuah fenomena langka. Mereka muncul membawa banyak hal baru dari budaya yang sudah lama terbentuk di dunia. Tak hanya di luar negeri, dewasa ini Indonesia juga dihujani gelombang subkultur baru, khususnya di kalangan anak muda. Salah satunya adalah “yuccie”. Mungkin belum banyak orang mengetahui istilah yang satu ini, walaupun sebenarnya keberadaan mereka tak asing kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Istilah yucci pertama kali disebut oleh blogger David Infante dalam artikelnya di Mashable. Menurut penjelasannya, YUCCI adalah akronim dari Young Urban Creative. Kelompok subkultur ini sering dikenal sebagai orang-orang dewasa muda yang self-aware. Yuccies jelas diisi oleh masyarakat urban muda, sekitar 20-30an yang berfikiran kreatif baik dalam konsep maupun hasil. Yuccies meyakini mereka tidak hanya berhak mengejar mimpi, namun juga harus menghasilkan keuntungan dari mimpi tersebut.
Yuccies memiliki kehidupan yang sangat aktif di media sosial. Sebagai bagian dari generasi milenial, yuccies banyak memanfaatkan internet untuk self branding dan self-promoting. Mereka menggunakan kreatifitas dan bakatnya untuk membuat konten-konten menarik di akun pribadi masing-masing. Beberapa media sosial yang banyak digunakan para yuccies adalah instagram, youtube, dan blog.
Beberapa orang bingung membedakan yuccies dan hipster. Yuccies sebenarnya adalah generasi baru dari hipster. Perbedaan kental dari keduanya adalah yuccies lebih berfikir komersil dari ide-ide atau kreativitas yang mereka hasilkan. Sedangkan hipster adalah pelaku subkultur yang sangat menghargai pemikiran maupun aktivitas independen, progresif, menyukai seni dan kreativitas. Sedangkan kesamaan dari dua gelombang subkultur ini adalah mendapatkan status atau pengakuan dari hal-hal yang menyangkut ide dan kreativitas yang mereka ciptakan dan percayai.
Di Indonesia jumlah yuccies terus bertambah seiring dengan kemajuan teknologi. Salah satu yuccies Indonesia yang mungkin banyak dikenal adalah Gianni Fajri dan Ayla Dimitri. Gianni Fajri atau sering disapa Ghyan adalah seorang film maker dan creative director. Dikenal sebagai perempuan kreatif yang memiliki selera musik dan film tinggi, Ghyan menekuni keahliannya sekaligus sebagai lahan bisnis. Sampai saat ini banyak projek hebat lahir dari tangan Ghyan. Sedangkan Ayla Dimitri, perempuan yang dikenal sangat modis ini juga salah satu yuccies terkenal di Indonesia. Berkat kecintaannya pada dunia fashion, saat ini Ayla menjadi seorang fashion editor dan content creator.
Eksistensi kelompok yuccies di dunia, khususnya Indonesia saat ini sebenarnya sangat memberikan dampak positif pada generasi muda. Kehadiran yuccies dengan berbagai gaya, bakat, pemikiran, dan seni ini bisa menjadi inspirasi milenial untuk meningkatkan kualitas diri mereka. Self branding dan self aware yang diciptakan dapat memberikan banyak keuntungan. Baik kepuasan pribadi karena bakat tersalurkan, maupun keuntungan secara materil.
コメント